PORTAL LUWUK – Kepala Seksi Bagian Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banggai, Thaodora mengatakan, untuk saat ini terhitung sejak Februari 2023, Banggai 16 kasus demam berdarah. Menurun dibanding tahun sebelumnya 2022 sebanyak 71 kasus.
“Kami menghimbau masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Mengingat belum ada vaksin untuk mencegah kekebalan tubuh dalam mengantisipasi serangan nyamuk aedes aegypti ini,”ungkap Thaodora kepada Portal Luwuk, Rabu (01/03/23).
Ia menjelaskan, Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi virus yang penularannya melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Dan sering ditemukan pada tempat tempat yang lembap khususnya pada genangan-genangan air.
Untuk itu dibutuhkan peran semua pihak, masyarakat yang ada pada lingkungan untuk selalu melakukan pencegahan dan pemberantasan sarang nyamuk dengan cara menguras, menutup dan mengubur.
“Untuk tahun 2022 Banggai memiliki 71 kasus. Paling banyak ditemukan pada wilayah Kecamatan Luwuk, Luwuk Selatan dan Luwuk Utara. Tahun ini turun dengan 16 kasus. Ada pengurangan siknifikan meski baru terhitung hingga pebruari ini,”ucapnya.
Untuk melakukan Fogging tidak terlalu efektif. Mengingat jika terus melakukan penyemprotan akan menimbulkan kekebalan pada nyamuk itu sendiri.
Sehingga aturanya, Fogging bisa dilakukan manakala dalam satu lingkungan ada 20 rumah, minimal 5 persen ditemukan jentik nyamuk dan ada suhu panas lain pada warga sekitar (bukan penyakit demam berdarah) maka bisa dilakukan fogging.
“Jadi menghindari tidak terlalu sering melakukan penyemprotan. Jangan sampai nyamuknya yang kebal. Jadi ada standar untuk melakukan penyemprotan. Apalagi asap tidak menembus air, sementara jentik hidupnya dalam air yang ada wadahnya,”tandas Thaodora.
Utamanya saat musim penghujan tiba, kebanyakan jentik mulai berkembang pada ban ban bekas atau pada dispenzer. “Dimana ada wadah air, jangan biarkan terlalu lama, itu harus dihindari dan sering dibersihkan,”harapnya.*