SKRIP BANER ATAS
DPRD Banggai

Berebut Air Antara Warga Soho dan PDAM, Komisi II DPRD Banggai Kokoh Dengan Rekomendasi Awal

178
×

Berebut Air Antara Warga Soho dan PDAM, Komisi II DPRD Banggai Kokoh Dengan Rekomendasi Awal

Sebarkan artikel ini
Rapat dengar pendapat Komisi II DPRD Banggai membahas suplay air PDAM Banggai bersama warga Soho-Kaleke terkait mengeringnya sungai Soho Luwuk (Foto : Hasby Latuba)

PORTAL LUWUK – Komisi II DPRD Banggai tetap meminta tim terpadu untuk melakukan peninjauan ulang terhadap debit air untuk suplay PDAM dan kebutuhan warga disepanjang sungai Soho-Kaleke Kecamatan Luwuk.

Hal ini terungkap dalam rapat dengar pendapat Komisi II DPRD Banggai dengan menghadirkan warga Soho, PDAM, Kabag Hukum, PUPR, Kabag SDA dan undangan lainnya, Jumat (2/2/2024)

iklan
Scrool Untuk Membaca Berita

Ketua Komisi II Sukri Djalumang yang memimpin jalannya rapat mengungkapkan, lembaga DPRD telah menyahuti kebutuhan warga pada RDP sebelumnya dan telah melahirkan rekomendasi kepada pemerintah daerah.

Dalam isi rekomendasi ditegaskan dilakukan peninjauan dan pembagian suplay air 50% untuk aliran sungai Soho dan 50% untuk suplay PDAM Banggai.

“Sesuai ketentuan DPRD hanya mengeluarkan satu rekomendasi pada objek yang sama. Jadi kami minta perwakilan pemerintah kembali melakukan rapat dan melakukan peninjauan kembali,”tegas Sukri Djalumang.

Ia berharap dengan adanya peninjauan lapangan yang menyertakan semua pihak, bisa disimpulkan penyebab suplay air, apakah sudah sesuai atau ada faktor teknis lain yang perlu ditinjau lagi.

Baca Juga :  Haji Samiun Memilih Fokus Konsolidasi Pileg, Ketimbang Memikirkan Sanksi PAW

Sebelumnya, Kabag SDA Setda Banggai Sunarto Lasitata menyarankan perlu tata kelola ulang terhadap bak penampung PDAM, meski secara teknis keberadaan kolam tidak mempengaruhi aliran. Hanya aoutput airnya yang diatur.

Apalagi aturan kementerian kehutanan memang melarang radius 200 meter tidak diperbolehkan adanya lahan pertanian. Hal ini dapat mengganggu serapan. “Hasil peninjauan kami dilapangan menemukan ada aktifitas pertanian di lahan lahan sekitar kawasan,”terangnya.

Disisi lain kata Sunarto, perlunya pengelolaan penamaan mata air baru sepanjang sempadan sungai dalam upaya mensuport debit. Misalnya aliran sumber tiga mata air sepanjang Batutikar, kemungkinan tidak masuk ke sungai.

“Bisa jadi karena adanya faktor alam seperti gempa. Karena berdasarkan peta geologi satelit ada lubang lubang sepanjang sungai. Apakah ini menjadi penyebab sumber debit atau bagaimana,”tekan Sunarto.

Sementara perwakilan PDAM melalui Dirut Pelayanan Romi Botutihe menjelaskan, sejak diterbitkannya rekomendasi dewan, pemerintah daerah telah membentuk tim terpadu dan dilakukan peninjauan lapangan.

“Sekitar tiga minggu lalu kita turun. Namun untuk mengakomodir keinginan warga membagi air, justru berdampak pada suplay. Aliran air untuk 5 kelurahan di Kota Luwuk terganggu, termasuak sebagian pelanggan di Kaleke Soho,”sebut Romi.

Baca Juga :  Kantor DPRD Banggai Selesai Direnovasi, Hanya 21 Aleg Tempati Ruang Baru

Meski demikian lanjut Romi, pihaknya sebatas operator dan akan menjalankan apa yang menjadi keputusan pemerintah. “Kerja kita adalah melayani, agar air bisa dirasakan seluruh warga Kota Luwuk dan Luwuk Selatan. Tetapi semua dikembalikan ke pemerintah,”sebut Romi.

Sementara belasan perwakilan warga yang mengikuti RDP tetap pada pendirian meminta pemerintah membagi aliran air. “Kami minta airnya tetap dibagi. Pemerintah harus membuat keputusan untuk turun ulang melihat lagi teknis suplay air dilapangan,”pinta seorang warga.

Keputusan Komisi II DPDD Banggai yang dipimpin Sukri Djalumang menyimpulkan dewan tetap pada rekomendasi awal. Pemerintah diminta melakukan rapat ulang dan turun mengatasi kebutuhan suplay air sesuai yang disepakati. Baik untuk PDAM maupun warga tetap tercukupkan airnya.

Sambil menunggu penataan suplay mata air yang baru dan telah dianggarkan tahun ini. Seperti mengelola mata air Bulakan yang akan mensuplay seluruh kebutuhan warga Luwuk dan Luwuk Selatan.*