SKRIP BANER ATAS
Olahraga

Luwuk Banggai Siap Menjadi Kota Olahraga?

5
×

Luwuk Banggai Siap Menjadi Kota Olahraga?

Sebarkan artikel ini

BERBICARA tentang olahraga tidak akan lepas dari melatih jiwa dan fisik dalam mengejar kebugaran yang diinginkan. Teknik diet pun seliweran di jagat maya bahkan hingga ke handphone kalian, bukan?

Tidak hanya sebatas itu, beberapa tokoh akademisi termahsyur akhirnya sepakat untuk membuat acuan penghitungan dasar dalam pengembangan olahraga, atau biasa disebut indeks.

iklan
Scrool Untuk Membaca Berita

Namun, dalam hal ini, indeks yang dimaksud lebih spesifik lagi kepada Indeks Pembangunan Olahraga/Sport Development Index (SDI).

Kali ini kita tidak akan terburu-buru mengukur atau membahas acuan ukuran dalam pengembangan olahraga di Kabupaten Banggai. Secara sederhana kita mencoba mengulas beberapa gebrakan inovatif maupun langkah visioner yang dilakukan oleh Bupati Banggai Ir. H. Amirudin Tamoreka, MM, AIFO dalam upaya pengembangan olahraga di Kabupaten Banggai.

Porprov Sulteng IX 2022 Taruhan Harga Diri

Sub judul ini sebenarnya mengungkapkan keberanian seorang Amirudin selaku Bupati Banggai untuk menjadi tuan rumah pada gelaran Pekan Olahraga Provinsi Sulawesi Tengah ke-9 tahun 2022 yang seharusnya menjadi tanggung jawab Kabupaten Buol melaksanakan perhelatan akbar ini.

Tak ayal, mental petarung itu muncul demi tanah kelahirannya sendiri, gagasan ini-pun direspon positif oleh Pemerintah Provinsi dan khalayak publik. Lalu, muncul pertanyaan, apakah Banggai siap? Fasilitas siap? atau kita semua siap? Dinamika pun terjadi, pro dan kontra muncul, tetapi namanya mental petarung, walhasil celoteh itu bukan hambatan baginya.

Semua pihak kalang kabut dibuatnya, mulai dari masyarakat umum hingga elit Kabupaten. Sekali lagi itu merupakan sebuah cara atau trik yang dilakukan secara piawai oleh Bupati untuk memberi pesan kepada jajarannya: Begini cara saya bekerja, harus cepat, tepat dan tuntas.

Begitu gambaran yang dapat kita lihat. Alih-alih bertarung gengsi, padahal agenda percepatan pembangunan tujuan utamanya. Para atlet, pelatih dan keseluruhan cabang olahraga bersiap menerima tugas besar, menyukseskan Porprov dan menjadi juara umum.

Awalnya memang terlihat carut-marut, tetapi keyakinan itu hadir karena energi dan kekuatan besar yang ditransfer oleh seorang Bupati kepada jajarannya menjadi asupan utama para pemangku kepentingan.

Dapat dikatakan taste atau standar rasa yang dimiliki Bupati cukup tinggi, tentunya, kebijakan ini membuat perubahan besar bagi dinas teknis maupun para pemangku kepentingan di bidang keolahragaan.

Sebut saja KONI Banggai, seakan-akan KONI Banggai adalah sebuah restoran kecil, mendadak dapat pesanan yang fantastis, bukannya para koki dan tim dapur akan kaget?

“Bagaimana caranya ini, anggaran kita cukup atau tidak?” Kira-kira begitu situasinya.

Singkat cerita, seluruh rencana kebutuhan penyelenggaraan rampung, lanjut rencana kebutuhan pembinaan juga rampung, berarti masuk tahap eksekusinya.

Bagian ini begitu penting, tetapi mencukupi dana kebutuhan jauh lebih rumit. Segala upaya dilakukan oleh Dispora Banggai bersama dengan KONI Banggai untuk meyakinkan nilai anggaran kepada BAPPEDA dan tentunya kepada Bupati.

TOK! Bupati Banggai akhirnya menyetujui, DPRD pun ikut keputusan itu, perubahan postur anggaran dilakukan sebagai tanggung jawab Pemda Banggai dalam pelaksanaan perhelatan akbar ini, tidak hanya sukses tetapi harus fantastis.

Baca Juga :  Kejuaraan Badminton Open Tournament Bupati Cup Diikuti 583 Atlet, Dibuka Amirudin di GOR Kilongan Luwuk

Harga diri harga mati, ungkapan ini jelas menggambarkan situasi tersebut. Tak ayal, Bupati Banggai pasang badan, bertaruh nama baik Kabupaten Banggai untuk membuktikan bahwa Kabupaten Banggai sangat mampu dan layak untuk bisa menjadi tuan rumah perhelatan akbar lainnya.

Dengan tegas Bupati ingin mengirim pesan ke seluruh antero Sulawesi Tengah, bahkan Nasional, bahwa ada sebuah kabupaten di timur Sulawesi yang bukan kaleng-kaleng, karena mampu menggelar event olahraga tingkat Provinsi berstandar Nasional.

Ternyata keseriusan itu disambut baik oleh para cabang olahraga untuk benar-benar mempersiapkan kontingennya dalam merebut medali emas. Hasilnya, Kabupaten Banggai berhasil menggeser 12 kabupaten 1 kota lainnya untuk lompat ke peringkat utama, yaitu, Juara Umum, dengan perolehan medali 80 emas, 65 perak dan 76 perunggu.

Hasil ini tidak kaleng-kaleng, meraih juara umum dengan menggeser langganan juara yang dibanggakan yaitu Kota Palu, standing applause and hats off untuk Kabupaten Banggai, khususnya Bupati Banggai yang begitu energik mentransfer keyakinan dan kekuatan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk sama-sama menyelesaikan tugas seberat apapun.

Olahraga, Olah Popularitas, dan Olah Cuan

Semenjak Banggai menjadi juara umum Porprov 2022, geliat olahraga meningkat, pusat-pusat kebugaran dipenuhi pengunjung, bahkan sewa lapangan badminton pun cukup padat, mendadak cabor-cabor lebih serius dalam menggarap pembinaan, kompetisi pun berseliweran silih berganti cabor

Mulai dari badminton, tenis, basket hingga catur, minimal di dalam kota saja, sudah siap memenuhi beberapa lapangan umum dalam perhelatan tarkam (antar kampung).

Gengsi itupun mulai hadir, karena doktrin membawa nama daerah pada Porprov lalu masih sangat membekas, hasilnya adalah lahirnya kompetisi sehat lewat olahraga.

Upaya peningkatan bidang keolahragaan semakin serius digarap, transferan keyakinan dan kekuatan yang diberikan Bupati ternyata membekas kepada seluruh insan olahraga di Kabupaten Banggai.

Seluruh pemangku kepentingan mulai berbenah, dari manajemen organisasi hingga kaderisasi olahraga mulai digalakkan. Keseriusan itu bukan hanya sebatas dukungan anggaran maupun program Pemda melalui Dispora, ternyata Bupati Banggai justru merebut kursi pimpinan KONI Banggai dan secara aklamasi dinyatakan menang dan keluar sebagai Ketua Umum KONI Banggai.

Ini cukup sederhana saja, Bupati Banggai ingin memastikan dirinya berhasil menciptakan sistem kerja baru dengan formula yang ia miliki.

Perombakan di KONI Banggai pun dilakukan, tetapi jauh sebelum itu, kita dapat melihat bagaimana sesungguhnya Kota Luwuk Banggai ini mampu mengadopsi konsep Sport Industry (Industri Olahraga) serta mempopulerkan bahwa olahraga itu menyenangkan, atau kita sebut dengan sportainment (hiburan olahraga).

Sehingga, olahraga dapat dinikmati oleh siapa saja dan berbagai kalangan, tidak perlu kita dapat memainkannya, cukup datang dan menikmati suasana riuh kompetisi sudah menjadi bagian dari Kota Luwuk Banggai.

Baca Juga :  Kalahkan Morut, Polres Banggai FC Melaju Ke Final Futsal Kapolda Cup 2023 di Palu

Cita-cita besar ini bukan tiba-tiba datang, melainkan sudah tertuliskan di dalam visi misi beliau hingga turun menjadi program teknis di dinas masing-masing. Kepemudaan dan Olahraga merupakan mimpi besar beliau untuk bisa menularkan energi positif baru serta harapan baru bagi pemuda-pemudi Kabupaten Banggai yang memiliki minat dan bakat di bidang olahraga.

Selain itu, memberikan ruang gerak lebih bagi para pengusaha untuk menggali potensi bisnis baru yaitu di bidang keolahragaan. Tanpa kita sadari bahwa beliau tidak meninggalkan ilmu bisnis yang ia miliki, dari sisi olahraga, bukannya mengikuti pasar malah menciptakan pasar baru.

Singkatnya, membuka pintu-pintu bisnis bagi cabor dan para pengusaha bagi yang pandai melihat kesempatan ini. Ingat, ternyata olahraga bukan sebatas olah jiwa, namun bisa juga olah-cuannya, tajamnya mata pemimpin melihat ini sebagai peluang penambah bensin motor penggerak ekonomi di daerah.

Bicara ekonomi memang terdengar rumit, mari sedikit kita ulas sisi ekonomi yang tercipta karena gebrakan ini. Dampak covid-19 tak dapat dipungkiri, salah satunya ekonomi yang merosot atau keuangan yang lesu, ini menjadi tantangan bersama yang datang tiba-tiba.

Melihat itu, ide brilian Bupati muncul untuk mengambil alih Porprov, ternyata matematika bisnis-nya berhasil, hitungannya 12 kabupaten dan 1  kota yang diundang, berhasil mendatangkan 4.437 kontingen olahraga untuk menetap di Kota Luwuk Banggai sekitar sepekan dalam memperebutkan medali.

Ternyata hitungan ini masuk, sehingga kurang lebih dibutuhkan asupan gizi standar untuk para atlet tiga kali sehari, kalikan saja dengan jumlah kontingen, sekiranya itu jumlah paket makan yang dibutuhkan.

Tunggu dulu, jangan lupa berandai-andai harga per porsi makanan berapa. Nah, itulah perputaran ekonomi yang tercipta hanya dari asupan gizi para kontingen saja, seluruh UMKM di Kabupaten Banggai sorak-sorai bak kejatuhan uang segepok.

Terbukti, permintaan bahan makanan meningkat, hingga survei BPS menyatakan inflasi yang terjadi karena bahan pokok dan makanan siap saji. Jelas, ini positif bagi ekonomi, mungkin sekadar data terlihat kurang baik, padahal dampak positifnya luar biasa sekali.

Para pedagang kaki lima yang hariannya hanya berhasil menjual kira-kira 50 porsi saja, karena Porprov bisa tembus ratusan porsi. Inilah salah satu contoh pertimbangan ekonomi yang dimiliki Bupati dan alasannya untuk keukeh menjadi tuan rumah Porprov 2022.

Sampai di sini sudah paham kurang visioner apa Bupati Banggai, bahkan pedagang kaki lima ikut menjadi bagian yang perlu dipertimbangkan dalam kebijakan pemerintah, bahkan pengusaha katering pun kebanjiran orderan dari tim-tim kontingen lainnya.

Beberapa efek samping positif lainnya begitu besar dampaknya, seperti hotel yang selalu penuh selama Porprov berlangsung. Namun, dampak ini terkadang jarang terlihat karena memang dalam bentuk mikro dan belum terukur. Ternyata bukan cuma insan olahraga yang dapat untungnya, hingga pedagang kecil pun dapat cuannya. ***