PORTAL LUWUK – Disaat semua caleg parpol ingin mendekati milenial sebagai pemilih pemula di pileg 2024 mendatang.
Beda halnya dengan Calon Legislatif Partai Perindo Dapil Satu, Salmon Enggeleti. Purnawiran berpangkat Kompol ini, malah ingin mendekati pemilih lansia tapi tak jauh dari milenial.
Alasan memilih lansia karena ingin melindungi mereka dari minimnya perhatian. “Mereka (lansia) harus dilindungi. Bahkan saya bercita cita membangunkan rumah panti jompo, sebagai bentuk pengabdian hingga akhir hayat,”ujar Mantan Kapolsek Luwuk ini.
Tak hanya membangun panti jompo, rumah singgah juga menjadi pekerjaan rumah yang harus ditunaikan manakala terpilih sebagai aleg DPRD Banggai.
Penting mewujudkan rumah singgah, untuk meringankan beban bagi mereka yang berkunjung ke Kota Luwuk. Khususnya keluarga yang ingin berobat, cukup tinggal gratis di rumah singgah.
“Ini untuk memudahkan mereka dari segi biaya, saat berobat ke Luwuk atau berurusan lain,”tuturnya.
Politisi yang memilih nomor urut dua dapil satu ini menegaskan, salah satu motivasi terjun ke dunia politik, semata mata pengabdian. Kalau dulu sebagai anggota polisi adalah abdi negara, sekarang abdi masyarakat.
“Disaat yang lain memilih kantong suara karena pendekatan keluarga, saya justru nyaman memilih pendekatan kekeluargaan. Karena semua orang bagi saya adalah sama seperti saudara,”ucapnya.
Termasuk pemilih melenial. Kelak terpilih jadi aleg, ruang kreasi anak muda harus disiapkan. Mereka adalah generasi muda yang harus dibimbing. Tentu dengan cara menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, sesuai skil masing masing.
Apakah itu pelatihan UMKM dan permodalanya, bakat olah raga dan seni. Semua itu harus difasilitasi agar mereka bisa berguna bagi dirinya, bangsa dan daerah ini.
“Andai terpilih, pokok pokok pikiran saya lebih kesoal pemberdayaan. Saya pikir itu lebih tepat dan bermanfaat,”tandasnya.
Lalu bagaimana dengan rivalitas sesama caleg diinternal partai. Bukankah caleg Perindo dapil satu ada petahana didalamnya?
Salmon menegaskan, sesama kader tidak harus saling mendahului, masing masing punya cara berbeda dalam menggalang dukungan.
“Jadi di Perindo tidak ada yang namanya rivalitas. Justru kita saling mendukung satu dan lainya,”tambahnya.
Menjadi seorang politisi ujarnya lagi, dibutuhkan kerja kerja realistis dan berusaha.
“Tidak perlu mengumbar janji berlebihan. Takutnya justru kita sendiri yang sulit menyanggupinya,”tuturnya.
Ia berharap semoga Partai Perindo bisa menghasilkan kursi di pileg 2024, sebagai gerbong aspirasi bagi masyarakat.
“Harapan saya kompetisi tidak harus membuat kita pesimis dan bermusuhan, tapi dengan berusaha mudah mudahan apa yang kita tergetkan bisa tercapai,”pungkasnya.*
