PORTAL LUWUK – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Banggai terus intens melakukan sosialisasi pendidikan politik dalam menghadapi hajatan pesta demokrasi lima tahunan Pemilu 2024.
Melalui Bidang Politik Kesbangpol Banggai, instansi pimpinan Sarifudin Muid ini melakukan sosialisasi di Desa Minahaki Kecamatan Toili Barat, Banggai Sulawesi Tengah. Atau tepatnya dalam rangka TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 116 Tahun 2023.
Tema sosialisasi lebih menitik beratkan pada kaum perempuan. Bagaimana memposisikan diri sebagai warga negara yang memiliki kedudukan yang sama dalam kancah politik.
“Sosialisasi Peran Perempuan Dalam Berpolitik menjadi tema kami. Ini agar kalangan perempuan mengetahui bahwa kedudukanya dalam berpolitik setara dengan laki laki,”kata Kepala Bidang Politik Kesbangpol Wirna Hadju kepada Portal Luwuk, Kamis (1/05/23).
Secara konstitusional, ruang perempuqn diberikann 30 persen dalam pemilihan umum pada semua tingkatan parlemen. Baik memilih anggota DPR-RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
Itu berarti perempuan harus terdepan dalam mengawal suksesnya demokrasi dan juga harus berkompetisi dalam merebut kursi legislatif.
“Selama ini tren keterwakilan perempuan di parlemen sangat terbatas atau dibawah 30 persen pada semua tingkatan keterpilihan parlemen. Mulai dari pusat, provinsi dan kabupaten/kota,”ujarnya.
Khususnya di Kabupaten Banggai, pemilu 2019, perempuan terpilih hanya 10 orang dari 35 anggota DPRD Banggai atau hanya sekitar 28,6 persen.
Melalui sosialisasi ini, perempuan bisa memahami keberadaanya dan mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga negara dan mampu memperjuangkan kesetaraan gender.
Banyak isu isu penting yang harus diperjuangkan di legislatif nanti. Diantaranya kematian ibu ibu hamil dan lainya.
“Kami sosialisasi dengan menghadirkan para ibu ibu rumah tangga, pekerja swasta dan negeri. Dilakukan di tiga desa yakni Minahaki, Moilong dan Tou,”tuturnya.
Semua elemen perempuan dihadirkan dalam setiap sosialisasi ini. Dengan harapan ilmu yang didapat mampu diterjemahkan dalam keseharian, utamanya dalam rangka menyukseskan hajatan pesta demokrasi yang bebas rahasia, jujur dan adil.
“Ibu ibu harus tahu itu. Suksesnya pemilu tak lepas dari keterlibatan perempuan dalam memberikan pendidikan politik, minimal pada lingkungan sesama warga sekitar,”tandasnya.*