IKLAN
Pemda Banggai

Tak Mau Kecolongan, Kadis Rusdi Rahmat Cek Langsung Penangkaran Budidaya Ikan Lele

112
×

Tak Mau Kecolongan, Kadis Rusdi Rahmat Cek Langsung Penangkaran Budidaya Ikan Lele

Sebarkan artikel ini
Kadis Perikanan Banggai Rusdi Rahmat mengecek langsung kondisi penangkaran benih ikan Lele di wilayah Kecamatan Kintom dan Toili (Foto : DKISP Banggai)

PORTAL LUWUK – Dinas Perikanan (Disperik) Kabupaten Banggai sepertinya tak mau kecolongan dengan pembagian benih ikan air tawar jenis ikan Lele kepada warga penerima. Terkait perkembangan, bagaimana menangkar dan teknis pengelolaannya.

Untuk diketahui program pembagian benih ikan Lele tersebut, sudah dimulai sejak beberapa bulan silam. Teranggarkan melalui pembiayaan APBD Perubahan Tahun 2022 pada program Satu Juta Satu Pekarangan dan dana inflasi.

iklan
scrool untuk membaca berita

Instansi yang dipimpin Rusdi Rahmat ini, Kamis (02/02/23) kemarin, mulai melakukan pengecekan langsung pada lokasi budidaya di wilayah Kecamatan Kintom dan Toili.

Rusdi Rahmat saat melakukan pengecekan lokasi budi daya di Desa Dimpalon Kecamatan Kintom mengatakan, instansinya telah melakukan penyerahan benih ikan Lele sebanyak 1.250 ekor perorang.

“Sudah kami salurkan untuk 80 warga penerima. Masing masing sebanyak 1.250 ekor. Tersebar pada 14 kecamatan, dimulai akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023,”kata Rusdi Rahmat.

Tak hanya memberikan benih, ikut diserahkan tempat penangkaran berupa kolam penampung, pompa air, pakan dan probiotik. Semuanya dalam satu paket bantuan.

Baca Juga :  Rencana Lokasi Finish ! Kapolsek IPTU Nanang Pimpin Rapat Tour De Banggai II di Toili

“Penerima program Satu Juta Satu Pekarangan ini, adalah warga yang terdata dalam DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) yang dikeluarkan Kementerian Sosial RI,”ungkap Rusdi.

Ia menjelaskan, dari 1.250 benih yang diserahkan kepada penerima, tingkat kelangsungan hidup (survival rate) benih, diperkirakan bisa menyentuh angka 75 persen. Dengan begitu, setiap pembudi daya dapat memanen 900-an ekor Lele selama 3 bulan pemeliharaan.

“Kalau kita asumsikan 6-7 ekor per kilogram dalam sekali panen, maka hasil yang diperoleh dari budi daya ikan Lele ini kurang lebih 150-an kilogram. Dengan asumsi harga Rp 30 ribu per kilogram. Maka hasil yang didapat bisa mencapai Rp 4,5 juta per orang,”ujarnya.

Terkait pemasaran hasil budi daya ikan Lele, selain untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, bisa dijual untuk memenuhi permintaan lokal maupun luar daerah, seperti Kabupaten Morowali.

Ia berharap, dengan adanya program ini, gizi masyarakat tercukupkan untuk menekan angka stunting di Banggai. Program ini juga menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat penerima bantuan.

Baca Juga :  Belajar Ceria Bersama Polisi, Tumbuhkan Rasa Percaya Diri

Terpisah, Kepala Bidang Perikanan Budi Daya Disperik Banggai, Aonurofiq menjelaskan, program Satu Juta Satu Pekarangan tidak hanya menyentuh warga miskin, tapi juga diberikan kepada pembudi daya yang sedari awal berusaha, tapi terdampak inflasi.

“Kegiatan penanganan dampak inflasi, targetnya pembudi daya terdampak inflasi. Sedangkan Satu Juta Satu Pekarangan, fokusnya ke masyarakat miskin atau pembudi daya pemula,”tutur Aonurofiq.

Selain di Kecamatan Kintom, tim dari Dinas Perikanan Banggai juga meninjau perkembangan budi daya ikan Lele di Desa Tohiti Sari dan Desa Sindang Sari, Kecamatan Toili.

Khusus program unggulan Satu Juta Satu Pekarangan sektor perikanan, telah menjangkau masyarakat di Kecamatan Toili, Kintom, Lamala, Luwuk Timur, Toili Barat dan Moilong.

Termasuk Kecamatan Simpang Raya, Nuhon, Masama, Luwuk Utara, Bualemo, Balantak, dan Kecamatan Bunta.*