Internasional

Upaya Penghancuran Pendudukan, Kemenkes Palestina Dirikan 35 Titik Pelayanan Kesehatan

368
×

Upaya Penghancuran Pendudukan, Kemenkes Palestina Dirikan 35 Titik Pelayanan Kesehatan

Sebarkan artikel ini
Sang ayah berupaya menggendong anaknya yang masih balita terluka pada beberapa bagian tubuhnya untuk mendapatkan perawatan medis. (Foto : Istimewa)

JAKARTA, PORTAL LUWUK – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Palestina mendirikan 35 titik pelayanan kesehatan diberbagai wilayah di Jalur Gaza. Meski dengan kemampuan terbatas, upaya pendirian titik layanan kesehatan itu untuk memaksimalkan pelayanan bagi warga Jalur Gaza yang menjadi korban agresi militer Pendudukan Israel.

“Dengan kemampuan terbatas yang tersedia untuk tindak lanjut kesehatan para pengungsi di pusat penampungan di Rafah,”ungkap Juru Bicara Kemenkes Palestina di Gaza, dr. Ashraf Al-Qudra seperti dirilis Kantor Media Pemerintah Palestina, Kamis (4/1/2024).

iklan
Scrool Untuk Membaca Berita

Rilis Kantor Media Pemerintah Palestina itu dipublikasikan sekaitan dengan update statistik terpenting terkait perang brutal Israel di Jalur Gaza hingga Kamis, 4 Januari 2024 atau hari ke 90 sejak ‘Badai Al-Aqsha’ 7 Oktober 2023.

Baca Juga :  Mobil Yang Ditumpangi Dua Jurnalis Gaza Dibom Tentara Israel, Total 109 Tewas

Ashraf menyebutkan bahwa Kemenkes bersama mitranya berupaya untuk membangun lebih banyak titik kesehatan di wilayah tengah, Rakhan Yunis, dan Rafah. Walaupun berbagai cara dilakukan Pendudukan Israel untuk penghancuran terhadap fasilitas kesehatan sebagai bagian dari perang genosida.

Rendahnya jumlah bantuan medis yang masuk ke Jalur Gaza kata Ashraf, menegaskan bahwa pendudukan Israel menggunakannya sebagai senjata untuk membunuh orang-orang yang terluka.

“Kami menyerukan semua pihak untuk menemukan mekanisme efektif yang mampu menanggapi kebutuhan mendesak kami untuk menyelamatkan nyawa ribuan orang-orang yang terluka dan sakit,”tutur Ashraf.

Baca Juga :  Giliran 47 Tentara Israel Terluka Dibantai Pejuang Palestina Pada Pertempuran Sengit di Jalur Gaza

Mekanisme yang digunakan untuk keluarnya korban luka berkontribusi terhadap terbunuhnya ratusan korban luka, karena menunggu berminggu-minggu yang panjang.

Sebab, jumlah korban luka yang berangkat berobat ke luar negeri hanya 645 orang saja. “Kami menyerukan kepada semua pihak, lembaga internasional untuk menyediakan mekanisme yang efektif untuk memastikan kepergian 6.000 orang yang terluka sebagai prioritas mendesak untuk penyelamatan nyawa mereka,”seru Ashraf.

Ashraf juga mendesak lembaga-lembaga internasional yang dipimpin Komite Internasional Palang Merah, untuk mengunjungi para tahanan. Terutama personel medis dan kemanusiaan dan terus memberikan tekanan agar mereka dibebaskan. (top)