SKRIP BANER ATAS
Info DINKES

Dinkes Banggai Mulai Gencar Lakukan Fogging di Tontouan, Antisipasi Penyakit DBD

12
×

Dinkes Banggai Mulai Gencar Lakukan Fogging di Tontouan, Antisipasi Penyakit DBD

Sebarkan artikel ini
Kegiatan Pengasapan (Fogging) oleh Dinkes Banggai di Desa Tontouan Guna Mengantisipasi Penyakit DBD (Foto : Hasby Latuba)

PORTAL LUWUK – Fogging adalah tindakan pengasapan dengan bahan Insektisida yang bertujuan untuk membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Belum lama ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Banggai kembali melakukan fogging alias pengasapan di wilayah Desa Tontouan Kecamatan Luwuk. Kegiatan tersebut dalam rangka merespon adanya indikasi pasien yang terdiagnosa menderita DBD.

iklan
Scrool Untuk Membaca Berita

Pengelola Program DBD Dinkes Banggai Nuralim Hi Badewi membenarkan, kegiatan fogging yang belum lama ini dilakukan di Desa Tontouan merupakan kegiatan rutin. Hal ini untuk menindaklanjuti temuan salah seorang anak di wilayah tersebut sempat dirawat di Puskesmas Kampung Baru.

Baca Juga :  Hasil Survey Akreditasi 27 Puskesmas di Banggai, 8 Lulus Paripurna 15 Utama dan 4 Madya

“Kegiatan ini sebenarnya program rutin dinas. Secara kebetulan memang sempat ada satu pasien anak sekolah di desa tersebut terkenak DBD,”ujarnya.

Selain melakukan Poging tambahnya, pihaknya juga melakukan survey jentik DBD di beberapa rumah ekitar tempat tinggal pasien DBD dan ditemukan ada beberapa rumah yg positif terdapat jentik DBD.

“Cara mencegah penyakit DBD itu sangat mudah dan gampang. Cukup dengan melakukan kegiatan 3 M (Menguras, Menutup, Mendaur Ulang Sampah Barang Bekas),”tandasnya.

Baca Juga :  Hindari BAB Sembarangan, PUPR Banggai Gencar Pembuatan Jamban di Minahaki

Pantauan media ini, beberapa wilayah dalam kota Luwuk mulai menyebar penyakit Demam Berdarah Dengue. Utamanya di wilayah Luwuk Utara seputar Kelurahan Kilongan Permai.

“Beberapa pasien telah dirawat inap di RSUD Luwuk. Karena sudah ada yang terpapar penyakit DBD sekitar kilongan permai,”ujar salah seorang pasien yang ditemui diruang teratai tempat para pasien anak anak dirawat inap. Meski ia mengaku anaknya bukan dirawat karena DBD melainkan karena penyakit lain.*