SKRIP BANER ATAS
Info DINKES

Diare di Kota Luwuk Turun, Pertama 61 Kasus Terakhir 3 Kasus, Dinkes Telusuri Penyebabnya

22
×

Diare di Kota Luwuk Turun, Pertama 61 Kasus Terakhir 3 Kasus, Dinkes Telusuri Penyebabnya

Sebarkan artikel ini
dr. I Wayan Suartika (kiri) dan kondisi pasien diare yang membludak di ruang perawatan anak RSUD Luwuk saat awal kasusnya meningkat (Foto : Istimewa)

PORTAL LUWUK – Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai langsung bergerak cepat pasca kasus diare meningkat di Kota Luwuk. Kasus yang penangananya di Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk, kini mulai mengalami penurunan drastis.

“Awalnya 21 kasus, hari berikutnya 24 kasus, turun menjadi 17 kasus dan terakhir Kamis (1/2/2024) kemarin, 3 kasus. Jadi mengalami penurunan,”kata Kepala Dinas Kesehatan Banggai, dr. I Wayan Suartika kepada Portalluwuk.com, di kantornya, Jumat (2/2/2024).

iklan
Scrool Untuk Membaca Berita

Menurutnya, sejak kasus ini mengemuka pihaknya telah mengeluarkan himbauan kepada Puskesmas di tiga kecamatan dalam kota Luwuk untuk turun melakukan pencegahan. Termasuk melakukan pemetaan penyebabnya. Seperti pengambilan sampel air, termasuk air isi ulang.

“Dinkes sudah mengeluarkan surat himbauan pencegahan ke UPTD Puskesmas. Sementara untuk perawatan kasus dalam penanganan RSUD Luwuk. Kami hanya melakukan langkah langkah cegah dan menyelidiki penyebab,”terang I Wayan Suartika.

Baca Juga :  Awas ! Nyamuk Demam Berdarah Bisa Menyerang Kapan Saja, Banggai 16 Kasus

Terkait membludaknya ruang perawatan anak di RSUD seringkali tidak bisa dihindari jika kasus ini seketika mencuat. “Itu lumrah yang penting dalam penanganan medis,”jelas I Wayan Suartika.

Rata rata pasien berasal dari dalam kota Luwuk tersebar di tiga kecamatan sebanyak 61 kasus. Ada ketambahan tiga kasus dari Jayabakti dan Desa Huhak Kecamatan Pagimana.

“Jadi hanya ketambahan tiga kasus dari luar Kota Luwuk. Artinya kasus ini sudah menurun dan UPTD Puskesmas telah bekerja maksimal. Namun untuk penyebabnya masih menunggu hasil penelitian sampel,”tuturnya.

Untuk diketahui, sebagian besar diare disebabkan infeksi virus atau bakteri di usus besar yang berasal dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Namun, diare yang berlangsung lama dapat terjadi akibat peradangan di saluran pencernaan.

Pengobatan utama diare adalah  mencegah dehidrasi. Dehidrasi adalah kondisi ketika cairan tubuh yang hilang lebih banyak daripada yang dikonsumsi. Kondisi ini dapat menyebabkan tubuh tidak berfungsi secara normal. 

Baca Juga :  Peringati HUT IBI Ke 72, Bidan Banggai Gelar Pelayanan KB Gratis Usia Pasangan Subur

Untuk pencegahannya penderita dapat meminum cairan elektrolit, untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare.

Sebagaimana disadur dari laman Kemenkes RI, diare umumnya berlangsung kurang dari 14 hari (diare akut). Namun, pada sebagian kasus, diare dapat berlanjut hingga lebih dari 14 hari (diare kronis).

Umumnya diare dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, diare yang memburuk dapat menyebabkan komplikasi yang fatal, jika tidak ditangani dengan tepat.

Gejala yang paling sering dialami penderita adalah, perut mulas, buang air besar cair (tinja encer) atau bahkan berdarah. Sulit menahan buang air besar, pusing, lemas, dan kulit terasa kering.*