SKRIP BANER ATAS
Internasional

Menlu Retno Marsudi Desak PBB Tak Tinggal Diam, Pernyataan Netanyahu Tak Bisa Diterima

68
×

Menlu Retno Marsudi Desak PBB Tak Tinggal Diam, Pernyataan Netanyahu Tak Bisa Diterima

Sebarkan artikel ini
Retno Marsudi

JAKARTA, PORTAL LUWUK – Sejak awal Indonesia berdiri ditengah-tengah rakyat Palestina. Komitmen NKRI jelas, tak membenarkan penjajahan diatas dunia sesuai amanat konstitusi.

Penegasan itu kembali disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi di sidang Dewan Keamanan (DK) PBB menyoal Palestina, Kamis (25/1/2024).

iklan
Scrool Untuk Membaca Berita

“Saya berada disini, hari ini untuk ke tiga kalinya dalam tiga bulan bergabung dalam debat dewan mengenai Palestina. Untuk menegaskan kembali komitmen teguh Indonesia dalam mendukung Palestina. Indonesia tidak akan berhenti sampai kembalinya keadilan dan martabat rakyat Palestina,”tegas Retno.

Keberadaannya disidang DK PBB sebut Retno, untuk mengingatkan anggota DK PBB. Bahwa anda mempunyai mandat besar untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Tidak mentoleransi perang dan terutama tidak melakukan genosida.

Piagam PBB lanjut Retno, sudah jelas. Resolusi DK PBB bersifat mengikat dan harus ditegakkan. “Pertanyaan saya hari ini. Berapa banyak resolusi yang telah diadopsi mengenai Palestina? berapa banyak yang diberlakukan? Ke manakah Palestina harus pergi, ketika selama berpuluh-puluh tahun Dewan Keamanan PBB gagal bertindak berdasarkan resolusinya sendiri. Sementara Israel membunuh warga Palestina tanpa mendapat hukuman,”tanya Retno.

Baca Juga :  Hari Ke 102 Genosida, Militer Israel Lakukan 15 Kali Serangan Pembantaian, 158 Syahid

Pemerintah Indonesia tekan Retno, mendesak anggota DK PBB untuk menghentikan kengerian sehari-hari yang dihadapi warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

Lebih dari 25 ribu orang meninggal dan semakin banyak orang yang meninggal karena kelaparan dan kedinginan. Termasuk bayi dan anak-anak, terlalu sedikit bagi kita untuk mengambil tindakan? “Kita semua mempunyai tanggung jawab untuk menegakkan hukum Humaniter Internasional tanpa terkecuali terhadap situasi di Gaza,”ujarnya.

Retno Marsudi menambahkan, bahwa pada 18 Januari, Perdana Menteri Netanyahu secara terbuka menyatakan, dia tidak akan membiarkan negara Palestina ada. “Indonesia menolak keras pernyataan tersebut,”seru Retno dalam sidang itu.

Pernyataan Netanyahu ungkap Retno, tidak dapat diterima. Hal ini menegaskan tujuan akhir Israel untuk menghapus Palestina dari peta dunia. “Akankah dewan ini tinggal diam menghadapi niat tersebut?,”tanya Retno.

Ancaman perang besar-besaran di Timur Tengah sebut Retno adalah bahaya nyata yang menghadang. Dalam konteks itu, Retno menekankan beberapa hal.

Pertama, Indonesia menuntut gencatan senjata segera dan permanen. Ini akan menjadi penentu segalanya. Yang paling penting, hal ini akan memberikan ruang untuk mengatasi situasi kemanusiaan di Gaza.

Baca Juga :  Pesawat Pengintai Israel Ditembak Jatuh, Al-Qassam Hancurkan 10 Tank Merkava di Jalur Gaza

Memulai upaya rekonstruksi pasca-konflik dan proses solusi dua negara. Kata Retno lagi, pada saat yang sama, sangat penting untuk mendukung pekerjaan Senior Humanitarian and Reconstruction Coordinator PBB untuk membuka jalan bagi pengiriman bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa di Gaza.

Kedua, Palestina harus segera diberikan keanggotaan penuh di PBB. Hal ini penting untuk memulai upaya yang adil dan seimbang dalam solusi dua negara dan menghentikan agresi brutal Israel. Ketiga, menghentikan aliran senjata ke Israel. Setiap senjata yang dikirim ke Israel dapat digunakan untuk membunuh warga sipil yang tidak bersalah.

Israel harus bertanggung jawab atas tindakannya, termasuk kekejaman di Gaza. Tidak ada negara yang kebal hukum. Bulan depan, Indonesia akan menyampaikan pernyataan lisan untuk pendapat penasihat ICJ (Mahkamah Internasional) yang dibawa ke pengadilan atas mandat majelis umum. “Indonesia akan mengambil segala cara untuk mendukung Palestina,”demikian ditegaskan Retno Marsudi.

Dalam sidang DK PBB itu, Menlu Retno Marsudi memilih walk out atau keluar dari arena sidang terkai Palestina saat Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan berbicara dalam debat terbuka. (nas)