Banggai

Teluk Bilalang Banggai Layak Dikembangkan Pelabuhan Bertaraf Internasional

357
×

Teluk Bilalang Banggai Layak Dikembangkan Pelabuhan Bertaraf Internasional

Sebarkan artikel ini
Prospek Teluk Bilalang yang dulunya pernah disinggahi armada kapal perang saat pembebasan Irian Barat. Nampak Teluk Bilalang di Luwuk Timur (Foto : Istimewa)

PORTAL LUWUK – Teluk Bilalang di Desa Kayutanyo Kecamatan Luwuk Timur Banggai Sulawesi Tenggah merupakan sebuah kawasan perairan yang luput dari potensi pengembangan pelabuhan oleh pemerintah.

Padahal kawasan teluk sepanjang ribuan meter ini, dulunya sempat disinggahi berlabuhnya armada kapal perang Presiden Kedua RI Soeharto saat bertolak menuju pembebasan Irian Barat. Kawasan ini layak dan sangat strategis jika pemerintah daerah mau mengoptimalkan potensi perairan tersebut.

“Jika dikelola dan dikembangkan sangat ramah lingkungan karena letaknya yang strategis dan layak untuk pendaratan kapal kapal bermuatan kontener dan sangat cocok untuk menjadi lokasi pelabuhan rakyat,”kata Anggota DPRD Banggai Bahtiar Pasman saat berbincang dengan media ini, Senin 23 September 2023.

Om Tiar begitu ia disapa menuturkan, dengan dibukanya kawasan Bilalang sebagai solusi tepat mengatasi polemik pemindahan pelabuhan dari Luwuk ke Tangkiang di Kecamatan Kintom.

“Mestinya pemda segera memprogramkan untuk pengembangan pelabuhan baru. Dari segi lokasi, Bilalang sangat strategis dan layak sebagai pelabuhan internasional,”ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Burhanudin Mang. Tokoh masyarakat lokal Banggai ini berujar, beberapa tipe pelabuhan bisa disatukan dikawasan tersebut.

Baca Juga :  Bupati Amirudin Ingatkan Praja Muda Karana Vokus Program Kerja

Mulai menjadikannya pelabuhan perintis, niaga (kargo, peti kemas) dan pelabuhan rakyat. Dan bisa dikembangkan menjadi markas besar Angkatan Laut karena perairannya sangat luas.

Sejarahpun mencatat, dimana awal operasi mandala, perairan tersebut sempat disinggahi armada kapal perang Jenderal Soeharto saat pembebasan Irian Barat dengan gugurnya Komodor Laut Yos Sudarso. Jika dibuat pelabuhan bertaraf internasional, maka Bilalang bisa berstatus pelabuhan terbesar di Asia Tenggara.

“Kalau sudah tempat berlabuh armada kapal perang, itu artinya perairan tersebut layak untuk disingahi. Pokoknya cukup luas. Beberapa tipe pelabuhan bisa dikembangkan disana,”ungkapnya.

Dengan dibukanya kawasan Bilalang lanjutnya, secara ekonomi akan berdampak pada kawasan dimaksud. Dimana aktifitas kepelabuhanan akan memberikan sumbangsi cukup besar atas pendapatan suatu kawasan. Masyarakatnya pun akan menerima imbas dari rencana pengembanganya.

Sejak jaman Bupati Yunus, kawasan Bilalang telah dicanangkan dan dimasukkan dalam tata ruang wilayah sebagai lokasi pelabuhan niaga. “Lapangan kerja akan terbuka dan usaha baru akan tumbuh sekitar kawasan,”ucap Om Nudin, sapaan akrabnya.

Hal ini juga memberikan alternatif lokasi baru bagi keberadaan gudang gudang dalam kota Luwuk bisa pindah dan ditempatkan sekitar kawasan pelabuhan. Daerah tentu akan mendapatkan keuntungan besar karena aktifitas ekonomi meningkat pesat.

Baca Juga :  Warga Protes Dugaan Pengerukan Pasir Kawasan Mangrove Oleh PT JOB Tomori di Batui Selatan

Terlebih dengan hadirnya lokasi baru Ibu Kota Negara di Panajam Pasir Utara Kalimantan Timur. Pelabuhan Bilalang akan menjadi penopang suplay seluruh kebutuhan untuk keberlangsungan IKN.

Disisi lain aktifitas bongkar muat kontener dalam kota Luwuk tidak terjadi lagi. “Pengembangan kawasan ini yang harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah karena prospeknya yang sangat menjanjikan,”tambahnya.

Lalu bagaimana solusi sumber dana pembangunannya? Om Nudin menyebut cukup dengan tukar guling antara kementerian perhubungan dan DS-LNG terkait keberadaan pelabuhan Tangkiang. Dimana pelabuhan tersebut diserahkan sepenuhnya pengelolaannya ke DS-LNG dengan syarat DS-LNG membangun pelabuhan Bilalang.

Sementara pelabuhan Teluk Lalong ditetapkan sebagai areal pelabuhan objek wisata kota. Hal ini tentu akan seirama dengan visi misi pemerintah daerah untuk menjadikan kilo lima sebagai tujuan wisata daerah.

“Saya kira pemerintah pusat akan menyetujui konsep tersebut manakala didukung penuh pemerintah daerah,”pungkasnya.*