SKRIP BANER ATAS
Info PETERNAKAN

Satu Juta Satu Pekarangan Bibit Ayam, Program Inovatif, Adaptif dan Transformatif

88
×

Satu Juta Satu Pekarangan Bibit Ayam, Program Inovatif, Adaptif dan Transformatif

Sebarkan artikel ini
Pemda Banggai melalui Disnakwan Banggai terus menggencarkan program Bantuan Bibit Ayam Petelur dan Pedaging kepada keluarga penerima yang tersebar di 24 kecamatan. Nampak proses penyerahan bantuan (Foto : Istimewa)

PORTAL LUWUK – Pembangunan sektor peternakan dalam menopang swasembada pangan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah kian membuahkan hasil.

Melalui progran Satu Juta Satu Pekarangan (SJSP) yang digagas Bupati Banggai Amirudin dan Wakil Bupati Banggai Furqanudin Masulili, program ini terbukti telah memberikan sumbangsih besar dalam mendukung ketahanan pangan, terutama pada pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat di Kabupaten Banggai.

iklan
Scrool Untuk Membaca Berita

Satu Juta Satu Pekarangan menjadi salah satu solusi untuk mengurangi angka kemiskinan, mengurangi stunting dan meningkatkan pendapatan keluarga masyarakat.

Meski program ini sudah sangat terasa membantu dalam menopang ekonomi masyarakat, namun tak sedikit pihak lain menilai negatif atas program kerakyatan yang satu ini.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Banggai, Pupung Diliyanto mengungkapkan, program
1 juta 1 Pekarangan Sektor Peternakan sampai Tahun 2023, telah disalurkan melalui komoditas ayam pedaging dan ayam petelur hingga menyentuh 2000 Kepala Keluarga.

“Pada tahun 2024 ini akan disalurkan lagi untuk 800 Kepala Keluarga yang tesebar di 24 kecamatan,”kata Pupung kepada media ini, Minggu, 23/6/2024).

Adapun bantuan yang diberikan Bupati dan Wakil Bupati Banggai melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan ini, meliputi komoditas ayam pedaging yang terdiri dari DOC ayam pedaging, pakan ayam, perlengkapan dan peralatan kandang, obat obatan dan vaksin. Ada juga ayam pullet petelur, pakan dan obat obata serta vaksin.

Baca Juga :  Penyuluh Iskandar Rotti Gerah, Harga Daging Luwuk Termahal di Indonesia

“Program Satu Juta Satu Pekarangan Sektor Peternakan telah menyasar keluarga yang masuk dalam kategori DTKS atau keluarga miskin. Hal ini telah menjadi primadona masyarakat karena dapat dirasakan langsung manfaatnya,”tambahnya.

Masyarakat miskin selaku penerima bantuan terpenuhi kebutuhan akan gizi hewaninya. Disamping itu mendapat penghasilan dari penjualan daging dan telur ayamnya.

Menurut Pupung, penyaluran program ini mendapat pendampingan langsung dari Kejaksaan Negeri Banggai guna memastikan tepat, berdaya guna dan berhasil guna.

Bahkan Kejari Banggai menempatkan program 1 Juta 1 Pekarangan sektor Peternakan sebagai komponen unggulan penilaian Reformasi Birokrasi Tematik dilingkup kejaksaan.

Kebijakan 1 Juta 1 Pekarangan merupakan kebijakan yang inovatif, adaptif dan transformatif. Dikatergorikan inovatif karena adanya terobosan dan temuan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah.

Sementara adaftif bisa menyesuaikan terhadap perubahan dan kebutuhan lingkungan. Untuk transpormatif yaitu melakukan perubahan dan dapat diadopsi untuk kemajuan masa depan.

Keunggulan dan keberhasilan 1 Juta 1 Pekarangan dibuktikan dengan masuknya 1 Juta 1 Pekaranagan dalam Nominasi 10 besar inovasi dalam Penilaian Perencanaan Pembangunan Tingkat Nasional.

Selain itu berkontribusi dalam penurunan angka kemiskinan, stunting dan menstabilisasikan laju inflasi di kabupaten Banggai.

Baca Juga :  Tim Bappenas Verifikasi Rumah Ayam Petelur Kelompok Mandiri Jaya di Bubung Luwuk

“Pendampingan, Monitoring dan Evaluasi senantiasa dilakukan oleh para penyuluh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan,”tekannya.

Meski tak dipungkiri pula lanjut Pupung, dalam implementasi kebijakan 1 Juta 1 Pekarangan ada beberapa kendala dan hambatan yang ditemui. Seperti beberapa penerima manfaat Keluarga Miskin mengalami kendala modal.

Untuk mensiasati ini Dinas Peternakan pada Tahun 2022 lalu telah memberikan bantuan modal lanjutan melalui program penanganan inflasi kepada 900 Kepala Keluarga.

Namun ada juga beberapa Kepala Keluarga DTKS/Keluarga Miskin karena kondisi perekonomian, akhirnya memutuskan mengalihkan usaha berternak komoditas ke ternak lainnnya. “Mereka berusaha dibidang lain dengan menggunakan sebagian modal dan keuntunagan dari hasil beternak ayam sebelumnya,”ucapnya.

Jika disandingkan dari perspektif kepemimpinan, Pemda Banggai dibawah kepemimpinan Ir. H. Amirudin Tamoreka, M.M dan Wakil Bupati Banggai Furqanuddin Masulili telah melaksanakan tugas mulia memenuhi kebutuhan seluruh anggota masyatakat akan barang dan atau jasa untuk kepentingan hidup dan kehidupannya.

Olehnya, jika mencermati tingginya antusias dari masyarakat penerima terhadap manfaat dari program 1 Juta 1 pekarangan ini, sudah sangat sejalan dengan semangat dan etos kerja masyarakat itu sendiri dalam beternak.

Disamping itu, untuk mempercepat terwujudnya visi pemerintah daerah yaitu Banggai maju, mandiri, dan sejahtera berbasis kearifan lokal.*