PORTAL LUWUK – Komoditi kelapa dalam di Kabupaten Banggai sangat menjanjikan. Dibutuhkan peta jalan (roadmap) yang bisa menuntun arah kebijakan pengembangan tanaman ini dimasa depan.
Melalui Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Banggai, intitusi ini telah bekerja sama dengan Universitas Brawijaya Malang dalam menyusun roadmap tanaman perkebunan. Fokusnya, pada komoditas kelapa dalam yang banyak tersebar di Banggai.
Seminar awal penyusunan roadmap potensi tanaman perkebunan ini dibahas Rabu (6/8/2025), di Kantor Brida Banggai, Luwuk Selatan.
Sekretaris Brida Banggai Iksan Budiono mengatakan, seminar awal penyusunan roadmap potensi perkebunan merupakan tindak lanjut dari kesepakatan kerja sama antara Pemda Banggai dan Universitas Brawijaya saat kunjungan Bupati Amirudin ke kampus itu, Juni lalu.
Wakil Bupati Banggai Furqanuddin Masulili pada kesempatan itu mengatakan, pengembangan sumber daya alam disektor pertanian dan perkebunan, urgen dilakukan untuk mengganti sumber daya fosil, seperti minyak dan gas bumi di masa mendatang.
“Kerja sama ini patut kita syukuri. Semoga roadmap yang sedang disusun nanti akan mengarahkan kita pada pemanfaatan lahan tanaman kelapa dalam sehingga dapat memberikan hasil yang semaksimal mungkin,”kata Wabup Furqanuddin.
Ketua tim peneliti dari Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ir. Aminudin Afandhi melalui konferensi video mengatakan, roadmap yang sedang disusun diharapkan menjadi arah kebijakan bagi pemda dalam mengembangkan potensi tanaman kelapa di Banggai.
“Kami sangat berharap bisa dipertimbangkan sebagai arah kebijakan bapak bupati untuk jangka menengah dan jangka panjang,”harap Prof. Aminudin.
Arah kebijakan yang dimaksud yakni keberpihakan pada petani, daya dukung lingkungandan peningkatan daya saing disektor perkebunan.
Seminar ini dihadiri pihak yang bergelut di sektor perkebunan, khususnya tanaman kelapa. Itu menjadi ruang dialog yang akan menyempurnakan penyusunan roadmap.
“Kami berharap masukan dari forum ini dapat menunjang penyusunan roadmap agar roadmap ini benar benar kontekstual, terukur dan bisa diimplementasikan lintas sektor,”tutur Prof. Aminudin.
Penelitian dilakukan selama tiga bulan yang hasilnya akan dipaparkan dalam seminar akhir.
Anggota tim peneliti Dwi Retnoningsih mengatakan, dokumen roadmap akan memuat strategi pengembangan dan rekomendasi kebijakan pengembangan kelapa yang mendukung perencanaan jangka menengah dan jangka panjang.
Dokumen roadmap juga memuat peta zonasi potensi wilayah perkebunan kelapa berdasarkan analisis spasial (GIS) dan matriks rencana aksi beserta indikator kinerja dan lembaga pelaksana yang terlibat.
“Setiap tahun pasti ada perubahan. Nanti ada dokumen teknis pendukung seperti hasil survei lapangan yang bisa dipakai dan dilakukan kembali secara berkala oleh instansi terkait untuk melihat perkembangannya dari tahun ke tahun,”ujar Retno.*